
Masih dalam upaya untuk penanganan stunting atau gizi buruk pada anak, Tim Percepatan Penuruan Stunting (TPPS) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menggelar rapat atau pertemuan dengan agenda pembahasan aksi di lapangan untung penanganan stunting di Kab. HSS.
Rapat yang di laksanakan pada Rabu (29/6/2022) di Aula Ramu Setda ini di hadiri Bupati HSS H. Achmad Fikry, Wakil Bupati (Wabup) HSS yang juga selaku Ketua Tim TPPS Syamsuri Arsyad, Ketua TP. PKK Kab. HSS Hj. Isnaniah bersama dengan pengurus dan para kepala OPD yang tergabung dalam Tim TPPS Kab. HSS.
Dalam rapat tersebut terungkap data stunting di Kab. HSS berjumalah 811 orang dengan beberapa persoalan yang mendasar seperti masalah kecukupan gizi atau pangan, ada juga masalah kesehatan sanitasi dan yang juga perlu mendapat perhatian adalah persoalan perilaku orang tua.
Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad selaku ketua Tim TPPS menyampaikan pemetaan atau road map persoalan stunting ini menjadi hal yang sangat penting agar apa yang dilakukan benar-benar tepat sasaran, tepat waktu dan kerja dalam melakukan penanganan stunting di Kab. HSS.

Adapun Bupati HSS H. Achmad Fikry mengatakan langkah yang pertama dalam penanganan stunting ini dengan memastikan data nama dan alamat anak yang mengalami stunting kemudian baru akan di lakukan intervensi penanganannya.
Intervensi ini menurut Bupati akan melihat persoalan yang mendasarinya, kalau keluarganya tidak memiliki sanitasi yang bagus maka akan segera di lengkapi. Dan ini kata bupati tidak harus bicara anggaran melainkan kerja cepat di lapangan. “insyaallah ini tinggal menunggu data, dihitung berapa biaya membikin wc dengan dua perlakuan ada wc dia air dengan menggunakan teknologi tepat guna dan wc yang biasa di darat, mohon dukungan kita semua untuk bisa membantu” kata bupati.
Untuk masalah pemenuhan gizi, Bupati mengatakan format pemenuhan gizi ini akan dilaksanakan dengan melalui anggaran yang ada pada Dinas Kesehatan kemudian bisa juga di kawal menggunakan dana bantuan langsung tunai dari Kementerian Sosial.“salah satu dana bantuan itu kan di peruntukkan untuk kepentingan anak, agar uang yang di dapat itu betul-betul di gunakan untuk anak maka akan kita siapkan Toko Tani Indonesia (TTI) yang akan di koordinir oleh Dinas Ketahanan Pangan” katanya.
Dijelaskan pula oleh Bupati persoalan stunting ini tidak hanya di alami oleh orang yang tidak mampu, dan selama ini ada juga ditemukan dari keluarga yang di anngap mampu. Di sini kata bupati peran penyuluh untuk melakukan pendekatan dengan keluarga tentang bagaimana pola hidup sehat, pola makan di rumah agar anak yang statusnya stunting bisa bergeser jadi tidaj stunting dengan pola makan yang lebih baik.Terkahir bupati menyampaikan kata kunci penanganan stunting ini adalah kolaburasi bersama dalam penangannnya dan juga perubahan perilaku keluarga untuk bisa hidup sehat.

Leave a Reply